Kau pulangkan madu kasih ke cahaya senja
Matamu menusuk kedalam rapuhnya mekar rasa
Luka yang menjadi hantu di jiwa
Menitih jahitan siksa yang sempurna
Jeritan hati tertabur di aroma sepi
Setinggi mawar terbang di pelangi
Menjadi layu hujan tak membasahi
Kiranya duri tak bisa tajam lagi
Karena dulu aku pernah terluka
Mana mungkin kini tak mencinta
Bertahta di atas mahligai cinta
Mencoba bahagia meski sukar rasanya
Sayang aku rela turutkan hatiku
Menunggu hingga pasir dan debu
Membutakan mata yang memandangmu
Dan menggelapkan dunia indahku
Secepat dan lambatnya sang waktu
Menyadarkanmu dan menghargai aku
Kasih aku lebih sekedar berharap
Kebahagiaan cinta di kelamnya jiwa
Menata janji di puing-puing kehampaan cinta
Semudahnya sepi menyerbak di hariku
Menampar aku dalam kesadaranku
Kini aku sudi berterus terang
Setelah waktu menghimpit keadaanku
Tak bisa melupakan wajah ayumu
Yang masih tersela di ingatan semu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar