Sabtu, 19 Oktober 2013

DUKA SESEORANG

Mata yang menangisi jiwa yang merindu tak sempat membawa tawa dalam perjalanan cintanya, hanya setitik luka yang menganga menjadikan tiap dindingnya lubang-lubang kesengsaraan. Inginnya menepi di batas ketiadaan bayangannya, namun harapan yang tak jelas masa depannya menggoda untuk melangkahkan kaki walau sebenarnya jebakan telah diperuntukkan untuknya. Seingat kekecewaan yang lalu seakan terulang kembali, membuat jiwa yang terlena oleh alunan nada cinta mencoba memeluk lagi apa yang menjadi impiannya. Adakah satu hati yang mau menempatkannya pada suasana yang ceria, tak penting berapa tawa yang diperolehnya, asalkan untuk pertama kalinya terlihat seolah inilah senyuman yang langka di wajahnya. Menghapuskan lara hati yang tak kunjung memiliki akhir, kecuali mati dalam keadaan damai mampu mencegah rasa sakit itu abadi. Tidakkah lebih mendalam mencinta dengan ketulusan dari pada mendamba dengan pengharapan. Pastinya ruang hati yang kosong tak bisa jauh melayang di atas cinta yang tak pasti untuknya. Bukan ditakdirkan membahagiakannya, namun terkadang merasa tersingkir dan dilukai tanpa sebuah rasa kasihan. Hingga suatu pilihan yang mendesaknya berakhir pada keputusasaan, seolah-olah akan merangkak di atas tali yang terbakar bara api. Karena terlalu sakit berada dalam ruang hampa yang meski terdapat suara-suara yang menghiburnya. Dan semua itu akan menjadi berguna jika seandainya mereka lebih mengerti apa yang menjadi kebutuhan seseorang di sampingnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar